BaznasGresik | Wakil Bupati Gresik Aminatun Habibah bersama rombongan datang ke rumah salah satu korban Kanjuruhan, asal Gresik. Tepatnya di Desa Banyuurip, Kecamatan Ujungpangkah, Gresik.
Korban diketahui bernama Hidayatus Tsaniah berdomisili di Malang. Perempuan 24 tahun telah menyelesaikan kuliah di Universitas Islam Malang (Unisma) program studi pendidikan guru Madrasah Ibtidaiyah. Dia juga merupakan alumni Ponpes Mambaul Ihsan, Ujungpangkah.
Wakil Bupati Gresik Aminatun Habibah menyampaikan, pihaknya atas nama pribadi sekaligus mewakili Pemkab Gresik mengucapkan turut berbelasungkawa atas meninggalnya saudari Hidayatus Tsaniah yang meninggal dunia dalam tragedi Kanjuruhan.
“Kami sangat kaget ketika mendengar kabar ada ratusan korban jiwa dalam tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang. Lebih mengagetkan lagi ternyata ada satu korban jiwa dari Gresik,” ucap Bu Min sapaan akrabnya, Senin (3/10/2022).
Bu Min berharap pihak keluarga bisa ikhlas, dan tabah dalam menghadapi peristiwa duka yang telah menimpa almarhumah. Pihaknya menyebut peristiwa ini menjadi perhatian publik karena menelan ratusan korban jiwa dan luka-luka.
“Kami mendoakan semoga amal ibadah almarhumah Hidayatus Tsaniah diterima di sisi Allah SWT. Dan pihak keluarga sabar dan tabah dalam menghadapi peristiwa duka ini,” harap perempuan alumnus Magister Unesa diamini para rombongan Forkopimcam.
Di tempat yang sama, Sukardi ayah dari almarhumah Hidayatus Tsaniah mengucapkan terima kasih atas kehadiran Wabup Aminatun Habibah. Menurut dia, Bu Min merupakan teman lamanya di dunia pendidikan saat menjabat sebagai Kepala Sekolah.
Sukardi bercerita, dirinya mendapat kabar duka pada Minggu (2/10/2022) dini hari sekitar pukul 01.00 WIB. Saat itu dirinya menerima telpon oleh seorang teman putrinya bahwa anaknya meninggal dunia dalam tragedi Kanjuruhan. Dirinya pun sempat merasakan ada yang aneh, sebelum menerima kabar tersebut.
“Entah kenapa malam itu saya tidak bisa tidur. Sekitar jam 01.00 WIB saya ditelepon oleh teman anak saya yang mengabarkan kalau anak saya meninggal dunia saat menonton pertadingan Arema,” tuturnya.
Sukardi pun langsung hendak berangkat ke Malang untuk menjemput jenazah anaknya. Akan tetapi oleh beberapa kerabat, dirinya dicegah agar tidak berangkat dengan alasan keamanan seperti adanya sweping plat L dan W.
“Setelah kami tunggu, jenazah anak saya akhirnya datang diantar mobil ambulan sekitar pukul 08.00 WIB Minggu pagi hari,” jelasnya.
Selain takziah, Wabup juga memberikan santunan kepada keluarga korban. Dalam hal ini tak lepas dari peran Baznas Gresik “Alhamdulillah kami juga turut mendukung pemerintah dalam membantu keluarga korban suporter Kanjuruhan Malang di Ujungpangkah,” tutur Wakil Ketua III Baznas Gresik Sholihudin Al Ayubi. (Humas Baznas Gresik)